Komitmen untuk menciptakan lansia yang sehat, produktif, dan bahagia kembali diwujudkan melalui pembukaan Sekolah Lansia Dasarata Angkatan II di Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung.

Program ini digagas oleh kolaborasi Kelurahan Kapal bersama BKKBN Provinsi Bali, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP2A) Badung, Dinas Sosial Badung, serta tokoh masyarakat dan stakeholder lokal.

Acara pembukaan resmi dilangsungkan di Wantilan Desa Adat Kapal, Jumat (9/5/2025), dan dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih.

Lurah Kapal, I Nyoman Adi Setiawan, menjelaskan bahwa tingginya antusiasme masyarakat lansia menjadi alasan utama diluncurkannya kembali program ini. 

"Tahun ini, kami membuka tiga kelas, masing-masing dengan 30 peserta lansia. Kelas ini tersebar di tiga lokasi yakni Lingkungan Muncan, Lingkungan Peken Delodan, dan Balai Serbaguna Cepaka (Lingkungan Cepaka)," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pelaksanaan program ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung. 

"Total ada 90 peserta yang akan mengikuti 12 kali pertemuan sepanjang tahun. Sekolah lansia ini sejalan dengan misi kedua Bupati Badung, yaitu peningkatan pendidikan, kesejahteraan sosial, dan kesehatan masyarakat," ujarnya.

Menurut Adi Setiawan, manfaat Sekolah Lansia tidak hanya memberikan kegiatan rutin, tetapi juga memberdayakan para lansia agar dapat menjadi teladan serta pembimbing bagi generasi muda. 

"Pendidikan adalah hak dan kewajiban sepanjang hayat. Melalui sekolah ini, kami ingin memastikan para lansia tetap aktif dalam proses belajar dan berbagi pengalaman," tegasnya.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, menekankan bahwa Sekolah Lansia tersebut merupakan bentuk pendidikan non-formal.

"Program ini bertujuan agar lansia tetap berdaya guna, sehat, aktif, produktif, dan bermartabat, sehingga tidak menjadi beban tetapi justru berkontribusi dalam pembangunan," ujarnya.

Sukardiasih juga menyoroti pentingnya interaksi sosial bagi kesehatan mental lansia. "Banyak lansia yang mengalami depresi dan kesepian. Dengan adanya sekolah ini, mereka bisa berkumpul, bersosialisasi, dan menjaga ketenangan pikiran, yang pada akhirnya berpengaruh positif bagi kesehatan fisik mereka," ungkapnya.

Ia berharap seluruh lansia berusia di atas 60 tahun dapat berpartisipasi dalam program ini.

"Kami ingin memberdayakan semua lansia, baik yang masih aktif maupun yang membutuhkan pendampingan. Melalui pelatihan dan pendampingan jangka panjang, kami berkomitmen memberikan manfaat lebih bagi para lansia," tutupnya.