Informasi › Berita
  • Lestarikan Warisan Budaya Ddan Cegah Energi Negatif, Desa Adat Blahkiuh Laksanakan Tradisi “Ngerebeg”

    Admin Web Badung

    Senin, 7 Oktober 2024 10:34 WITA | 275 kali dibaca

    Lestarikan Warisan Budaya Ddan Cegah Energi Negatif, Desa Adat Blahkiuh Laksanakan Tradisi “Ngerebeg”
    Foto : Lestarikan Warisan Budaya Ddan Cegah Energi Negatif, Desa Adat Blahkiuh Laksanakan Tradisi “ngerebeg”

    Warga Desa Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, melaksanakan tradisi “Ngerebeg” yang dirangkai dengan Matiti Suara dengan penuh antusias pada Minggu (6/10/2024) di Madya Mandala Pura Kahyangan Jagat Luhur Giri Kusuma, Desa Adat Blahkiuh, Badung. Tradisi ini bertujuan untuk menolak bala atau menetralisir energi negatif sekaligus melestarikan warisan budaya yang ada di Desa tersebut.

     

    Bendesa Adat Blahkiuh, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja menuturkan, Tradisi Ngerebeg merupakan warisan budaya dari zaman kerajaan Singasari yang menjadi asal usul Desa Adat Blahkiuh.

     

    “Tradisi ngerebeg adalah simbol kemenangan warga Blahkiuh dalam suatu pertempuran yang diwariskan secara turun-temurun dari zaman kerajaan Singasari yang menjadi asal usul dari Desa Adat Blahkiuh. Ngerebeg kali ini dikemas dengan Matiti Suara (Titi = penghubung, Suara = petunjuk/pesan), yang harus disampaikan kepada masyarakat agar selalu ingat dan bhakti pada Sesuwunan Pura Luhur Giri Kusuma sebagai sumber kesejahteraan, serta  komitmen dalam menjunjung tinggi harkat dan martabat Desa Adat Blahkiuh,” tutur I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja.

     

    Ia menekankan bahwa tradisi Ngerebeg wajib dilaksanakan setiap Umanis Kuningan secara bergilir oleh 7 Banjar Adat di Desa Blahkiuh.

     

    “Tradisi ngerebek rutin dilakukan secara bergilir oleh 7 Banjar Adat yang ada di Desa Blahkiuh setiap 6 bulan sekali, tepatnya pada Umanis Kuningan. Pada kesempatan kali ini yang memperoleh giliran adalah Banjar Ulapan I. disamping itu, tradisi ngerebek juga telah dikreasikan dengan sosiodrama agar lebih menarik untuk disaksikan,” jelas Bendesa Adat Blahkiuh.

     

    Lebih lanjut, Bendesa Adat Blahkiuh memaparkan, prosesi diawali dengan Nunas (memohon) Pasupati di Pura Luhur Giri Kusuma untuk menambah  energi spriritual senjata.

    “Prosesi ngerebeg didahului dengan memohon Pasupati di Pura Luhur Giri Kusuma, untuk menambah energi spiritual senjata pasukan kerajaan dan masyarakat, dilanjutkan dengan matiti suara dan diakhiri dengan bergerak keliling palak Pura sebanyak 3 kali,” ucapnya.

     

    I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja menyatakan apabila tradisi ini tidak dilaksanakan, masyarakat akan mendapat kesusahan.

    “Apabila masyarakat tidak melaksanakan ngerebeg serta lupa akan Pura Luhur Giri Kusuma, diyakini akan mendapat kesusahan dalam kehidupannya, baik itu dari mata pencarian, kekacauan, kesehatan dan lain sebagainya,” ujar Bendesa Adat Blahkiuh tersebut.

     

    Sementara, Camat Abiansemal, Ida Bagus Putu Mas Arimbawa berharap, tradisi Ngerebeg dapat dikreasikan lagi kedepannya untuk menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional .

     

    “Untuk kedepannya tradisi seperti ini dapat dikreasikan lagi, untuk menambah antusias generasi muda dalam melestarikan budaya serta dapat dinikmati masyarakat, disamping itu juga dapat menarik wisatawan lokal maupun internasional agar tradisi Ngerebeg dikenal secara luas,” harap Ida Bagus Putu Mas Arimbawa.


    Bagikan

TENTANG

Pemerintah Kabupaten Badung

Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.

Alamat
Jl.Raya Sempidi, Mangupura, Badung, 80351 Bali.

Media Sosial

KONTAK KAMI

  • Jl.Raya Sempidi, Mangupura, Badung, Bali.

  • (0361) 9009333

  • setda@badungkab.go.id

  • www.badungkab.go.id

FACEBOOK