LAWAN HOAKS DENGAN LITERASI MEDIA

Di era digital, informasi menjadi semacam fenomena ‘air bah’ yang bisa tumpah ruah dari mana dan ke mana saja. Perkembangan teknologi memungkinkan informasi bisa didistribusikan dengan cepat, menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya kini informasi bisa dengan cepat diperoleh oleh masyarakat, namun di sisi lain dapat terjadinya bias kebenaran informasi. Menanggulangi dampak negatif tersebut Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) sejak tahun 2015 konsen menggalakkan literasi media di masyarakat. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Kemitraan Komunikasi Publik Diskominfos Provinsi Bali I Gusti Ayu Sukmawati di sela-sela pelaksanaan Workshop Jurnalistik Media Centre kerja sama Diskominfos Bali dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali di Denpasar, Jumat (25/5). Literasi media, jelas Sukmawati, merupakan kegiatan untuk mencerdaskan masyarakat sebagai pengguna media, yaitu bagaimana memanfaatkan media sebagai sumber informasi dengan baik dan cerdas. “Ketika menerima informasi melalui media cetak ataupun elektronik, diharapkan masyarakat tahu mana informasi yang benar dan yang salah, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya. Selain itu, ketika sudah memahami kebenaran informasi yang diterima, masyarakat diharapkan tidak turut serta membagikan informasi yang tidak benar. Ditambahkan, beragam langkah dan kegiatan dilakukan Diskominfos Provinsi Bali untuk mengedukasi masyarakat, di antaranya dikemas dalam bentuk seminar, workshop dan dialog bersama narasumber yang ahli dalam bidang informasi, seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Polda Bali dan instansi pemerintah lainnya. Langkah ini direncanakan menyasar seluruh elemen masyarakat. Sukmawati menjelaskan, saat ini Diskominfos tengah berupaya merangkul siswa-siswi di sekolah. Ke depan para karang taruna di banjar, dan seluruh elemen terkecil di masyarakat juga akan berusaha dirangkul untuk semakin memperluas kesadaran literasi media ini. Diskominfos berharap ke depannya masyarakat dapat semakin cerdas dalam memanfaatkan media sebagai sumber informasi. Tidak langsung percaya dengan informasi yang diterima, dan tidak turut serta menyebarkan informasi bohong (hoax) yang akan sangat merugikan masyarakat. “Kita tidak bisa menyetop hoax, yang kita bisa mencerdaskan penggunanya,” tutup Sukmawati. (Kontributor: Ambarini dan Wiradivka, Diskominfos) Sumber: http://baliotonom.com/lawan-hoaks-dengan-literasi-media/