<h3 style="text-align: justify;"><strong>Arti Hoax</strong></h3> <h3 style="text-align: justify;">Secara bahasa, kata “hoax” adalah suatu cerita bohong, informasi palsu, yang bertujuan untuk mempermainkan, memperdaya, dan menipu.</h3> <h3 style="text-align: justify;">Hoax bisa digunakan untuk tujuan lelucon, tetapi hoax juga sering dipakai untuk tujuan yang serius. Misalnya dalam dunia politik, hoax digunakan untuk pencitraan atau menjatuhkan citra seseorang maupun kelompok. </h3> <h3>Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI), arti hoax adalah berita bohong, yaitu informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya.</h3> <h3>Jadi, arti hoax adalah suatu informasi bohong atau palsu yang direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar adanya dan akhirnya dipercaya oleh masyarakat umum.</h3> <h3>Hoax berbeda dengan rumor, kesalahan observasi/penilaian, legenda, April mob, yang biasanya disampaikan dengan itikad baik atau sebagai lelucon semata.</h3> <h3 style="text-align: justify;">Penyebaran hoax (baca hoks) atau berita bohong sering kita temukan di internet khususnya di media sosial. Tapi sebenarnya apa arti hoax itu, dan bagaimana cara kita mengetahui sebuah informasi itu benar atau palsu.</h3> <p style="text-align: justify;"> </p> <h3 style="text-align: justify;"><b>Ciri-ciri Hoax Secara Umum </b></h3> <h3>Bagaimana cara kita mengetahui suatu informasi adalah benar atau palsu? Dalam banyak kasus, kita tidak bisa langsung mengetahui apakah sebuah informasi adalah benar atau hoax.</h3> <h3>Berikut ini adalah ciri-ciri informasi hoax:</h3> <ul> <li> <h3>Hoax umumnya menggunakan judul dan kata pengantar yang provokatif mengenai sesuatu yang dianggap penting oleh masyarakat.</h3> </li> <li> <h3>Hoax berisi informasi yang sumbernya tidak jelas, tidak terverifikasi, tidak kredibel, tidak berimbang, dan biasanya menyudutkan pihak-pihak tertentu.</h3> </li> <li> <h3>Tidak ada rincian jelas mengenai penulis dan sumber informasi.</h3> </li> <li> <h3>Biasanya hoax bermuatan fanatisme atas nama ideologi.</h3> </li> <li> <h3>Hoax biasanya menimbulkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan di kalangan masyarakat umum.</h3> </li> <li> <h3>Hoax biasanya disertai permintaan untuk meneruskan pesan ke sebanyak mungkin orang dengan ancaman konsekuensi jika  tidak menyebarkannya.</h3> </li> <li> <h3>Pada banyak kasus, dari struktur isi pesannya kita dapat melihat bahwa informasi palsu tersebut telah disalin dan diteruskan berkali-kali.</h3> </li> <li> <h3>Hoax memang sangat mudah disebarkan, siapapun bisa tertipu. Namun, mereka yang menggunakan logika tidak akan menyebarkan sebuah informasi secara membabi buta karena dapat menimbulkan kekhawatiran, kebencian, dan permusuhan.</h3> </li> </ul> <h3> </h3> <h3><b>7 Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi Hoax</b></h3> <h3><em><u>1. Hati-hati dengan judul yang provokatif</u></em></h3> <h3>Berita hoax seringkali memakai judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menunjuk ke pihak tertentu. Isinya pun dapat diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah supaya menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat berita hoax.</h3> <p> </p> <h3><em><u>2. Cermati Alamat Situs</u></em></h3> <h3>Untuk informasi yang diperoleh dari situs atau mencantumkan link, cermatilah dengan teliti alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs online yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya yang menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dipastikan meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia telah terdapat sekitar 43.000 situs yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang telah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300 situs.</h3> <p> </p> <h3><em><u>3. Periksa Fakta Atau Kebenarannya</u></em></h3> <h3>Anda Perhatikan dari mana asal berita dan siapa sumbernya? Apakah berasal dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi tersebut berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.</h3> <h3>Perhatikan keberimbangan sumber berita tersebut. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran informasi yang utuh.</h3> <h3>Hal lain yang perlu untuk diamati adalah perbedaan antara berita yang telah dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti nyata, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari pembuat berita sehingga memiliki kecenderungan yang bersifat subyektif.</h3> <p> </p> <h3><em><u>4. Cek Keaslian Foto dan Video</u></em></h3> <h3>Di era teknologi digital yang berkembang saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang dapat dimanipulasi, melainkan juga konten lain yang berupa foto dan video. Ada kalanya pembuat berita hoax juga mengedit foto dan video untuk memprovokasi pembaca.</h3> <h3>Cara untuk mengecek keaslian foto bisa anda lakukan dengan cara memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan <em>drag and drop</em> pada kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di hasil pencarian google images sehingga bisa dibandingkan kebenarannya.</h3> <p> </p> <h3><u><em>5. Ikut Serta Grup Diskusi Anti Hoax</em></u></h3> <h3>Di Facebook ada beberapa fanpage dan grup diskusi anti hoax, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Grup Sekoci, dan Fanpage Indonesian Hoaxes.</h3> <h3>Di grup-grup diskusi diatas, netizen bisa bergabung dan ikut bertanya apakah suatu informasi yang anda dapatkan merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat jawaban klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.</h3> <h3>Semua anggota bisa ikut berkontribusi memberikan klarifikasi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan banyak orang.</h3> <p> </p> <h3><em><u>6. Jangan Terburu-biri Untuk Membagikan Berita</u></em></h3> <h3>Di era teknologi terkhusus media sosial sekarang, banyak orang cenderung ingin berlomba-lomba menjadi sumber pertama yang menyebarkan informasi atau berita. Kebiasaan ini membuat kita tidak teliti dan berpikir panjang dalam membagikan berita, padahal belum tentu informasi atau berita itu benar. Sebelum memutuskan untuk membagikan informasi atau berita terheboh, pastikan dulu kebenarannya.</h3> <h3><em><u>7. Kritis dan Cuek</u></em></h3> <h3>Bersikap kritis ketika mendapatkan sebuah berita itu bagus dan akan menjadi perlindungan yang efektif supaya terhindar dari berita Hoax. Cerdas dan telitilah dalam menyaring informasi mana yang bermanfaat dan mana informasi yang tidak membawa manfaat untuk anda. Terkadang dengan bersikap sedikit cuek dalam menyikapi sebuah informasi terbaru yang kita terima, bisa membuat kita belajar berfikir lebih rasional. Kenapa? karena terkadang kita tidak bisa untuk bersikap objektif terhadap sesuatu yang kita suka. Misalnya, kita mendapatkan berita A yang isinya sesuai dengan apa yang kita suka jadi kita mudah percaya, padahal belum tentu kan berita tersebut benar ? Begitu juga sebaliknya.</h3> <h3> </h3> <h3> </h3> <h3> </h3>
Waspada Hoax
15 Dec 2022