<p style="text-align: justify;">Sebagai komponen yang telah mengakar di kehidupan masyarakat, eksistensi seni masih berkembang secara masif ditengah kemodernisasian yang ada. Oleh karena itu, tak heran keberadaan pameran seni rupa cukup sering diadakan, salah satu diantaranya adalah pameran seni rupa hasil kerjasama oleh Komunitas Budaya Gurat Indonesia melalui Divisi Gurat Institute dengan Yayasan Gala Rupa Balinesia yang secara intens melakukan riset tentang warna bali sejak tahun 2021 yakni "Peradaban Amarna Warna Bali". Pameran ini berlokasi di Bali Gala Rupa Balinesia Art Space, Jl. Kubu Anyar No. 6, Kec. Kuta, Bali, dan diselenggarakan mulai tanggal 15 Oktober 2022 sampai dengan 15 November 2022. Pameran Seni Rupa Peradaban Amarna Warna Bali menampilkan total sebanyak 21 karya seni rupa yang diantaranya adalah, 15 lukisan kontemporer, 1 karya intalasi, 1 lukisan kamasan, 1 wayang kulit, dan 3 topeng. Dimana seluruh karya seni rupa ini merupakan buah tangan yang melibatkan 14 perupa modern - kontemporer, antara lain : Agung Mangu Putra, Dewa Gede Ratayoga, I Ketut Suwidiantara, I Wayan Suja, Ni Nyoman Sani, Osbert Lyman, Chusin Setiadikara, Sjaja Tjandra Kirana, I Made Griyawan, I Wayan Sudajana 'Suklu', Nyoman Erawan, serta Polenk' Rediasa. Dengan didampingi oleh curator Wayan Seriyoga Parta dan Made Susanta Dwitanaya, pameran ini dapat menempatkan warna bali sebagai sebuah pengetahuan berbasis seni rupa dan budaya visual.<br /> Menyoroti tujuan dari digelarnya pameran ini adalah sebagai upaya untuk mewacanakan aspek filosofis serta material alam yang mengkontruksi warna bali yang tidak banyak orang ketahui."Tujuannya adalah agar tradisi menggunakan pewarna tradisional asal Bali ini tidak punah. Selain itu, agar sebagai generasi muda setidaknya tahu bahwa warna-warna ini tidak hanya dapat digunakan sebagai lukisan tradisi saja melainkan juga kontemporer". Ungkap salah seorang staff admin Gala Rupa Balinesia, Totok. Berbeda dengan pameran seni lainnya, dapat dikatakan bahwa Pameran Seni Rupa Peradaban Amarna Warna Bali ini memiliki daya tarik sendiri karena menjadi pameran seni rupa pertama yang mengeksploriasi warna serta material yang menjadi komponen untuk menciptakan karya-karya seni rupa modern - kontemporer. Sehingga tidak salah lagi, hal tersebut menjadikan Pameran ini mendapat apresiasi yang cukup besar baik dari kalangan masyarakat umum maupun para seniman muda di Bali. Namun dengan melimpahnya benefit yang akan diterima pengunjung, pameran ini justru tidak memungut biaya kunjungan. Tak ada gading yang tak retak, adalah pepatah yang mampu menggambarkan kendala yang dialami para penyelenggara pameran ini. "Mungkin untuk kendala itu di akses tempat ya, karena kebanyakan seniman itu berada di Daerah Ubud." Ungkap Totok. Namun hal tersebut itu tentu tidak menjadi penghalang keberlangsungan pameran ini, mengingat ini adalah project awal dan akan terus mengalami perubahan hingga akhirnya mampu meluas ke kancah internasional.</p>
PERADABAN AMARNA WARNA BALI - NATURAL BALINESE COLORS IN THE CONTEMPORARY ART
02 Dec 2022